- Home »
- Sinopsis The Hunger Games Catching Fire
Unknown
On Senin, 10 Februari 2014
Ketika The Hunger Games dirilis
tahun lalu, dunia dengan sesegera mungkin membandingkannya dengan seri
film The Twilight Saga. Tidak mengherankan memang. Selain karena
kedua jalan ceritanya dipimpin oleh sosok karakter utama wanita yang begitu dominan,
baik The Hunger Games dan seri film The Twilight Saga (2008
– 2012) juga melibatkan jalinan kisah cinta segitiga yang, tentu saja, tampil
begitu menggiurkan bagi kalangan penonton young adult yang
memang menjadi target penonton utama bagi kedua seri film ini. Meskipun
begitu, The Hunger Games kemudian membuktikan kekuatannya
ketika berhadapan dengan faktor kritikal maupun komersial: The
Hunger Games tidak hanya mampu menarik perhatian penonton dalam skala
besar – total pendapatan sebesar lebih dari US$ 691 juta dari
biaya produksi yang “hanya” mencapai US$78 juta – namun juga berhasil meraih
pujian luas dari para kritikus film dunia, khususnya atas susunan cerita yang
lebih kompleks dan menegangkan daripada The Twilight Saga serta
penampilan Jennifer Lawrence yang begitu memikat.
The Hunger Games: Catching Fire sendiri merupakan sekuel pertama bagi The
Hunger Games yang juga masih diadaptasi dari seri novel berjudul sama
karya Suzanne Collins. Beberapa perubahan terjadi dalam proses produksi film
ini. Kursi penyutradaraan The Hunger Games: Catching Fire kini
diduduki oleh Francis Lawrence (Water for Elephants, 2011) yang
menggantikan posisi Gary Ross. Dan, yang membuat The Hunger Games:
Catching Fire tampil lebih menjanjikan, naskah ceritanya kini
ditangani oleh dua penulis naskah kaliber Academy Awards, Simon Beaufoy (127 Hours, 2010) dan Michael Arndt (Toy Story 3, 2010). Deretan nama-nama baru dalam proses
produksi The Hunger Games: Catching Fire ternyata mampu
memberikan nafas baru yang sangat menyegarkan bagi film ini. Tidak hanya tampil
lebih baik dalam bercerita dari seri pendahulunya, The Hunger Games:
Catching Fire juga terasa lebih padat dan kuat dalam mencengkeram sisi
emosional penontonnya – hal yang mungkin tidak akan pernah dibayangkan
kebanyakan orang untuk datang dari sebuah seri film yang dianggap sebagai
pengganti posisi seri film The Twilight Saga.